Minggu, 13 November 2011

SURAT CINTA KIMIAWAN


Teruntuk Yang Tercinta mbak Tenikimia (bidadari Teknik Kimia)
Sayang…… …… Waktu kutulis surat ini, aku sedang menyelesaikan run-ku yang keduapuluhdua. Entahlah.. kala memandang kukus jenuh yang mengepul manja hingga terbirit malu meninggalkan boiler, aku lihat bayanganmu di sana. Bayangan syahdu, gemulai, sendu yang dihiasi dengan senyum continuous yang meneduhkan, namun di balik keteduhan itu terdapat cahaya yang sanggup memancarkan berjoule-joule energi untuk menggerakkan turbin hatiku.
Tidakkah engkau tahu bahwa fluida di tubuh ini mengalir turbulen dengan laju alir linier yang sangat tinggi. Sekonyong-konyong viskositasnya menurun tajam. Bahkan friction factor pun tak lagi mempengaruhi perpindahan massanya. Fenomena ini sering terjadi tatkala bayang-bayangmu yang berkedok kukus itu berdifusi melalui membran-membran sukma yang terbuat dari polimer polilovin buatan Prof. Mc Cabe setelah melalui laku ritual di atas puncak kolom distilasi berefisiensi Murphree sebesar 70% setinggi 80 m.
Aku sangat menyadari cintapun memerlukan proses pemurnian, dipilah-pilah berdasarkan sifat fisik dan kimianya sebelum lebur ke dalam converter bertekanan dan bertemperatur tinggi. Tak terkecuali pula cintaku. Aku masih sangsi akan kemurnian cintaku padamu dari impurities-impuriti es lain yang dapat menimbulkan kerak di dinding hatimu. Aku pun masih khawatir spesifikasi heat exchanger yang membantu terselenggaranya cinta itu masih jauh dari standar TEMA (Taktik Efisien dalam Menjalin Asmara). Yah bagaimanapun juga dalam setiap proses terjadinya cinta selalu melibatkan perpindahan panas.
mbak….. Di malam yang dingin ini, dengan suhu lingkungan yang mendekati titik beku aseton, aku masih termenung. Mencoba bercumbu dengan secangkir kopi yang diekstrak dengan CO2 superkritik yang menari-nari di atas screw conveyor masuk ke dalam lambung, sebuah Reaktor Tangki Ideal Kontinu di dalam tubuh dengan katalis asam klorida. Sayang sekali…… aku tak berminat menghabiskan waktu mempelajari kinetikanya. Teringat reaktor, tiba-tiba terbesit kenangan akan perpaduan dan interaksi antara molekul cintamu dan cintaku tiga tahun lampau. Dengan kesetiaan dan kepercayaan sebagai agitatornya. Kasih sayang sebagai katalisnya yang akan memperkecil waktu tinggal dan mempercepat impi
Huaaahhhh… …..cukup lama kita membicarakan cinta, Sayang. Sudahkah kau mengerti apa arti cinta setelah sekian lama kau terabsorpsi ke dalamnya? Cinta itu laksana pembicaraan LABTEK (OTK), honey. Ketika kau belum mendapatkannya, kau akan berbanjir peluh mengejar-ngejar seperti seorang process engineer kehilangan valve yang disayanginya. Kau akan menghabiskan separuh waktumu untuk mempelajari kelemahan dan kekuatannya. Tak peduli seperti apa orang yang akan kau hadapi kelak. Dan selalu kembali tatkala sepi menyerangmu. Tapi.. setelah kau mendapatkannya, kau akan mendapati bahwa dirimu begitu tolol dan bodoh, ternyata memang tidak sesederhana apa yang engkau bayangkan sebelumnya.
mbak ….. .malam begitu dingin. Kuberharap udara dingin ini mendatangkan keuntungan bagi kelangsungan proses kita. Proses yang butuh beberapa tahap lagi untuk mencapai keadaan steady state. Dan di luar itu selalu terdapat gangguan-gangguan baik yang terukur maupun tidak terukur. Kita harus selalu siap dengan metode pengendalian diri yang ampuh guna mengembalikannya ke jalur yang kita impikan bersama. Kemarilah, kasih. Dekaplah aku, marilah kita berbagi panas asmara, tak peduli apakah secara konduksi, konveksi ataupun radiasi. Sebab tanpa pertukaran panas, aku yakin proses kita akan terhenti sampai di sini.
Yah.. satu hal yang harus kau ingat. Aku memang cinta diagram fasa, steam table, butiran packing, evaporator, kolom absorber, cooling tower, Christy Geankoplis, Perry, Van Ness, dan……. (biippp.. nama seorang dosen TK). Tapi….. selalu hanya satu nama yang selalu tersebut dari bibirku yang gemetar….. Namamu….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar